Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Keenam lapisan tersebut meliputi inti Matahari, zona radiatif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari Matahari.
Inti Matahari
Inti adalah area terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit).Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian Matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui radiasi.Zona radiatif
Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti Matahari. Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.
Zona konvektif
Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti Matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.
Fotosfer
Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari.
Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana
Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih dalam.] Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.
1 komentar:
Semua akhli sepakat bahwa panas di bagian Inti Matahari
mencapai 15 Juta Derajat Celcius.
Dalam sebuah diskusi rutin saya bertanya kepada Ki Mandalajati Niskala:
“Ki, berapa panas di bagian Inti Matahari”?
Mandalajati Niskala menjawab: “SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN”.
Saya jadi penasaran khawatir Ki Mandalajati Niskala salah
mendengar pertanyaan sehingga salah memberikan jawaban.
Saya mengulang pertanyaan:
“KI, BERAPA PANAS DI BAGIAN INTI MATAHARIIIIIIII”?
Beliau serentak menjawab:
“PANAS DI BAGIAN INTI MATAHARIIIIIIII
ADALAAAAH SEDINGIIIIIN AIIIIR PEGUNUNGAAAAAAN”.
Beliau menambahkan:
“KALAU TIDAK PERCAYAAAAA SILAKAN BUKTIKAN SENDIRIIIII”.
Saya kaget: “WOOOOOOOOOW MANDALAJATI NISKALA GILAAAAAAA……!”
Beliau mengatakan bahwa kulit Matahari memang sangat panas,
tapi suhu Inti Matahari TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.
Mandalajati Niskala sangat logis menjelaskan kepada banyak
pihak bahwa MATAHARI ADALAH GUMPALAN BOLA AIR RAKSASA
YANG BERADA PADA RUANG HAMPA BERTEKANAN MINUS,
SEHINGGA DI BAGIAN SELURUH SISI BOLA AIR RAKSASA TERSEBUT
IKATAN H2O PUTUS MENJADI GAS HIDROGEN DAN GAS OKSIGEN,
YANG SERTA MERTA AKAN TERBAKAR DISAAT TERJADI
PEMUTUSAN IKATAN TERSEBUT.
Suhu kulit Matahari menjadi sangat panas karena Oksigen
dan Hidrogen terbakar, tapi suhu Inti Matahari
TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.
Mandalajati Niskala menegaskan:
"CATAT YA SEMUA BINTANG TERBUAT DARI AIR DAN SUHU PANAS
INTI BINTANG SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN. TITIK".
Begitu kata Mandalajati Niskala.
Memang mandalajati Niskala ORANG GILA KALIIIIII…..!!!
TEORI YANG SUDAH MAPAN AMBRUK DIANTITESIS.
Filsuf Sunda Mandalajati Niskala dalam banyak dialog
sering mengungkap rahasia ke~Jagatraya~an.
Beliau banyak melontarkan hipotesa,
bahkan sering menyatakan antitesis yang sangat fenomenal
terhadap kemapanan ilmu pengetahuan.
Belakangan ini Mandalajati Niskala ‘berantitesis’:
“GAYA GRAVITASI BUKAN DITIMBULKAN OLEH ADANYA
MASSA PADA SEBUAH ZAT ATAU BENDA”.
Berbicara soal Gravitasi, banyak Para Akhli bertanya:
“Bagaimana Jika Gaya Gravitasi Bumi Menghilang”?
Menurut Mandalajati Niskala:
“Pasti semua orang DENGAN MUDAH SEKALI dapat membayangkan sebuah
keadaan yang akan terjadi jika Bumi kehilangan Gaya Gravitasi”.
Kata Mandalajati Niskala jika ada pertanyaan seperti itu,
SEBENARNYA PERTANYAAN KURANG MENARIK.
Mungkin tiga pertanyaan dari Mandalajati Niskala di bawah ini
cukup menantang bagi orang-orang yang mau berpikir:
1) BAGAIMANA TERJADINYA GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
2) BAGAIMANA MENGHILANGKAN GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
3) BAGAIMANA MEMBUAT GAYA GRAVITASI DI PLANET LAIN YG TIDAK MEMILIKI GAYA GRAVITASI?
Pernyataan yang paling menarik dari Mandalajati Niskala sbb:
1) Matahari tidak memiliki Gravitasi tapi memiliki ANTI GRAVITASI.
2) Suhu di Inti Matahari SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN,
padahal kata Para Akhli di seluruh Dunia suhu Inti Matahari
LIMA BELAS JUTA DERAJAT CELCIUS.
Saya mendapat penjelasan dari Mandalajati Niskala,
namun tentu tidak akan saya jelaskan kembali disini.
Yang pasti Filsuf Sunda Mandalajati Niskala
memiliki semua jawaban tersebut secara tuntas.
Memang pernyataan Mandalajati Niskala membuat para akhli geleng kepala.
Mandalajati Niskala pantas juga menyandang gelar
Sang Pembaharu Dunia di Abad 21
Selamat berfikir
@Sandi Kaladia
Posting Komentar